Apa Yang Mau Dicari???
Not Indonesian? Translate Here
Favorit Tamu Minggu Ini
-
Kalau cowok ganteng pendiam, cewek-cewek bilang: Woow, cool banget... Kalau cowok jelek pendiam, cewek-cewek bilang: Ih kuper... Kalau c...
-
Guru : "Siapa yang tau di mana biasanya kita menemukan slogan?" Salah satu murid : "Saya bu!" Guru : "Di mana nak?...
-
Hahahaha ini foto yang diambil temen gua, Neddy. Yg pake kemeja itu Ilham, yang pake kaos si Rizha. Foto itu diambil pas lagi istirahat p...
-
Bete gua setiap kali negliat seragam sekolah Jepang. Makin diliat makin kepingin.... Andai aja seragam sekolah nasional di Indonesia kayak...
-
Foto ini diambil pas class meeting, tapi gak semua ANEMIC ikut ANEMIA itu nama kelas gua, 9.8 di SMPN 81 Jakarta. Menurut gua susa...
20110902
3 Ucapan Yang Harus Dihindari Saat Meminta Maaf
1. "Maaf, aku membuatmu kesal."
Permintaan maaf ini tidak sungguh-sungguh menunjukkan penyesalan dari si peminta maaf. Sebenarnya, Anda tidak betul-betul menyesali perbuatan Anda. Malah, sebenarnya Anda tidak melihat ada alasan untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi. Anda meminta maaf justru karena lawan bicara Anda lah yang harus memperbaiki apa yang dilakukannya.
2. "Aku minta maaf, tapi...."
Contohnya, Anda melanjutkan ucapan permintaan maaf Anda seperti ini, "Sori aku menghilangkan bukumu yang aku pinjam, tapi kamu kenapa enggak bilang sebelumnya kalau kamu belum selesai membacanya? Lagipula, waktu itu banyak teman kosku yang datang dan membaca-baca buku di kamarku, jadi aku enggak memperhatikan siapa yang membawa buku itu."
Dengan mengatakan seperti ini Anda secara tak langsung mengatakan Anda punya banyak alasan yang membuat Anda terbebas dari kesalahan. Kesalahan tersebut separuhnya datang dari teman Anda sendiri, dan separuhnya lagi datang dari lingkungan yang tidak dapat Anda kontrol.
3. "Aku tahu kamu akan memaafkan aku, karena kamu orang yang bijaksana, dan kita semua kan selalu membuat kesalahan."
Orang yang mendengarkan pernyataan maaf Anda ini bisa saja menangkap maksud terselubung Anda, yaitu bahwa Anda tidak merasa bersalah. Setiap orang pasti berbuat kesalahan, jadi Anda sebenarnya hanya bersikap sebagai manusia pada umumnya. Orang lain tak perlu bereaksi terlalu ekstrim atas kesalahan Anda, kecuali mereka memang tidak pernah berbuat salah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar